Usaha sapi perah atau sapi potong yang diperuntukkan untuk menghasilkan produksi baik susu maupun daging yang berkualitas baik, pada umunya dihadapkan pada masalah ketersediaan pakan baik berupa hijauan maupun konsentrat. Produksi hijauan pakan menjadi lebih terbatas karena pertambahan penduduk yang membutuhkan lahan untuk pemukiman, perluasan lahan untuk produksi pangan dan pembangunan subsektor lainnya.
Oleh sebab itu penyediaan pakan memerlukan pengolahan limbah pertanian yang relatif sederhana untuk mendukung ketersediaan pakan sepanjang tahun.
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah cukup banyak dibanding dengan limbah pertanian lainnya, serta mudah diperoleh untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan sebagian menjadi kompos.
Ternak sapi yang menkonsumsi jerami padi menghasilkan kotoran (pupuk kandang), yang nantinya apabila dikelola secara baik, akan menjadi pupuk organik dan akan bermanfaat optimal bagi tanaman.
Hambatan pemanfaatan jerami padi segar sebagai pakan ternak adalah rendahnya nilai nutrisi bila dibandingkan dengan pakan hijauan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dapat diperbaiki dengan teknologi untuk meningkatkan nilai gizi jerami padi.
Cara yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak sapi adalah melalui proses fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulitik, lipolitik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (BIOTOPFEED). Hal ini akan meningkatkan motivasi untuk meningkatkan ternak sapi yang dipelihara.
PROSES PEMBUATAN JERAMI PADI FERMENTASI
Pembuatan jerami padi fermentasi dengan sistem terbuka. Proses fermentasi terbuka dilakukan pada tempat terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan 1 ton jerami fermentasi adalah : 1 ton jerami padi segar, Probion (probiotik) 2,5 kg, Urea 2,5 kg, dan air secukupnya.
CARA PEMBUATAN
Proses pembuatan dibagi dua tahap, yaitu tahap fermentatif dan pengeringan serta penyimpanan.
Pada tahap pertama:
jerami padi yang baru dipanen dari sawah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan, dan diharapkan masih mempunyai kandungan air 60%.
Jerami padi segar yang akan dibuat menjadi jerami padi fermentasi (misal = 1 ton jerami) dihamparkan dengan ketebalan kurang lebih 20 cm kemudian disiram dengan larutan MIKROBA (BIOTOPFEED 1 liter + MOLASSES 1 Kg + UREA 1 KG + AIR MATA AIR 100 liter).
Kemudian diaduk-aduk hingga merata lalu ditumpuk. Tumpukan berlapis-lapis per 20 cm bisa sampai ketinggian 3 meter di bawah peneduh.
Setelah pencampuran dilakukan secara merata, kemudian didiamkan selama 21 hari agar proses fermentatif dapat berlangsung dengan baik.
Tahap kedua :
Pengeringan dilakukan dibawah sinar matahari dan dianginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat yang terlindung.
Setelah proses pengeringan ini, maka jerami padi fermentasi dapat diberikan pada ternak sebagai pakan pengganti rumput segar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas komentar santun